Kota
Guiyu di daratan China adalah rumah bagi 5.500 industri rumahan yang mengolah
bagian-bagian dari elektronik bekas, yang dikenal dengan sebutan e-waste (sampah elektronik). Bedasarkan
data dari situs lokal, wilayah tersebut setiap tahunnya mengolah sekitar 1,5
juta pon sampah yang terdiri dari sampah komputer, ponsel maupun perangkat
elektronik lainnya. Industri tersebut menjadi lapangan perkerjaan yang menggiurkan
bagi masyarakat di Guiyu.
Kebanyakan
ponsel dan perangkat komputer tua dapat dibongkar dan komponen metal di
dalamnya didaur ulang, akan tetaoi menjalankan proses daur ulang ini secara
aman membutuhkan waktu yang sangat panjang. Oleh karena itu banyak produsen
elektronik yang mengirimkan elektronik bekas ke luar negeri, di mana alat-alat
ini dibakar tanpa memperdulikan lingkungan dan kesehatan manusia di sekitarnya.
Hampir
80% dari peralatan elektronik bekas yang diolah berasal dari luar China, terutama
sekali dari Amerika, satu-satunya negara industri yang menolak menandatangani
perjanjian Basel yang dibuat untuk mengatur ekspor limbah berbahaya ke
negara-negara berkembang untuk didaur ulang.
Mereka
memilih membuang samah elektronik di Guiyu dan tempat lain yang serupa di India
dan wilayah Afrika, karena biayanya yang murah dan mekanismenya yang lebih
mudah, di mana perusahaan tidak terikat peraturan daur ulang yang ketat. Dari bisnis pengolahan limbah
elektronik ini, situs Guiyu melaporkan pemasukan tahunan sekitar 75 juta dolar.
Mereka
mengolah sampah elektronik dengan memisah-misahkan tiap bagian dan
mengelompokkannya, kemudian mengambil kandungan timah, emas, tembaga dan jenis
logam lainnya dari papan sirkuit. Kabel, chip dan bagian lain dari perangkat
elektronik.
Industri
kecil ini memperkerjakan 10.000 orang yang kebanyakan masih di bawah umur. Bisa
dibayangkan akibat dari komponen elektronik yang mengandung merkuri dan racun
yang berbahaya bagi kesehatan mereka. Laporan kesehatan dari wilayah Guiyu
menyebutkan banyak anak-anak yang menderita kerena tingginya tingkat percemaran
lingkungan akibat timah. Kemudian, laporan dari Universitas Shantou, Guiyu
memiliki tingkat penderita penyakit kanker yang disebabkan olek dioksin paling
tinggi di dunia dan peningkatan pada kasus keguguran pada wanita hamil.
Industri
semacam ini banyak menghasilakan pencemaran lingkungan kerena ban, Guiyu
memiliki tingkat penderita penyakit kanker yang disebabkan olek dioksin paling
tinggi di dunia dan peningkatan pada kasus keguguran pada wanita hamil.
Industri
semacam ini banyak menghasilakan pencemaran lingkungan kerena banyak membuang
limbah hasil olahan, terutama debu dari pembakaran batu bara ynag langsung
dibuang ke sungai da selokan kota, menyebabkan pencemaran terhadap air sumur
dan air tanah.
Oleh
karena itu hendaknya kita mambeli dan menggunakan produk-produk elektronik
sesuai kebutuhan dan pertimbangkan juga usia pemakaiannya. Usahakan membeli
produk-produk dari produsen yang memproduksi produk ramah lingkungan, bisa
dilihat melalui Guide to Greener Electronics di situs organisasi Green Peace (http://www.greenpeace.org ).
Sumber:
www.udaramaya.com