KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirohmanirohim.
Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, taufiq, dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah Perkembangan
Islam Pada Abad Pertengahan.
Makalah ini dibuat sebagai hasil
dari tugas yang diberikan oleh guru agama islam di SMAN 2 Lamongan bapak Drs.
Nurul Anwar. Yang kami susun berdasarkan tema yang diberikan oleh beliau yaitu
Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan dengan isi yang telah kami kembangkan
sendiri dari berbagai sumber yang ada.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT
kami berserah diri. Semoga apa yang telah kami upayakan bisa memberi manfaat
yang maksimal dan mendapatkan ridho-Nya. Semoga Allah SWT membersihkan dan
memaafkan niat-niat yang kurang ikhlas. Adapun aholawat dan salam, semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW. Amiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................. .......... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ......... ii
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................... ........... 1
1.1 Latar
Belakang Masalah .......................................................................... .......... 1
1.2 Rumusan
Masalah .................................................................................... ......... 1
1.3 Tujuan
Pembahasan ................................................................................. ......... 2
BAB II KAJIAN
PUSTAKA ...................................................................................... .......... 3
2.1 Sekilas
tentang Dunia Islam pada Abad Pertengahan ............................. ............ 3
2.1.1 Kerajaan Ottoman di Turki ........................................................... ......... 3
2.1.2 Kerajaan Mogul di India .............................................................. .......... 13
2.1.3 Kerajaan Safawi di Persia (sekarang Iran) .................................... .......... 18
2.2
Perkembangan Ajaran Islam pada Abad Pertengahan ............................ ............ 23
2.3
Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Abad Pertengahan .................... ............. 25
2.4
Perkembangan Kebudayaan Islam pada Abad Pertengahan ................... ............ 34
2.4.1 Arsitektur ...................................................................................... ........ 34
2.4.2 Seni Sastra .................................................................................... ........ 35
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... ......... 36
3.1
Kesimpulan .............................................................................................. ........ 36
3.2 Saran......................................................................................................... ....... 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penulisan makalah ini dilatar belakangi oleh
adanya era globalisasi saat ini guru sangat kesulitan untuk menentukan dengan
cara apa mereka memberikan pembelajaran atau materi kepada murid-muridnya.
Karena anak zaman sekarang mudah sekali bosan dengan metode pembelajaran yang
itu-itu saja. Guru dituntun untuk lebeh kreatif dalam penyampaian materi agar
murid-murid merasa antusias dalam belajar.
Selain itu para murid juga dituntut menjadi
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan untuh membantu murid lebih memahami
sejarah perkembangan Islam pada abad pertengahan. Seperti yang kite ketahui
selama ini para murid cendrung menjadi pengamat pasif dalam kegiatan
pembelajaran, bahkan sering kali murid tidak memperhatikan gurunya saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Untuk itu makalah ini dibuat sebagai
realisasi pengembangan metode penyampaian materi para guru. Dan semoga bisa membantu
para murid agar lebih aktif dan memperhatikan saat proses belajar mengajar
berlangsung juga bisa membiasakan para murid membuat sebuah makalah yang
nantinya akan membantu mereka.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasrkan latar
belakang masalah yang ada, maka perumusan masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Bagimana keaktifan para murid dalam kegiatan
belajar-mengajar dengan materi Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan?
1.2.2 Bagaimana siswa dapat memahami tentang
perkembangan Islam pada abad pertengahan?
1.2.3 Apa faktor-faktor yang menyebebkan
kemunduran Islam pada periode pertengahan dibanding dengan Islam pada periode
klasik?
1.2.4 Kerajaan-kerajaan apa sajakah yang berkuasa
pada periode Islam abad pertengahan?
1.3 Tujuan
Pembahasan
Dalam penulisa
makalah ini ada beberapa tujuan yang ingin didapat, antara lain :
1.3.1 Untuk mengetahui keaktifan para murid dalam
kegiatan belajar-mengajar dengan materi Perkembangan Islam pada Abad
Pertengahan?
13.2 Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap perkembangan
Islam pada abad pertengahan?
1.3.3 Untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebebkan kemunduran Islam pada periode pertengahan dibanding dengan Islam
pada periode klasik?
1.3.4 Untuk mengetahui kerajaan-kerajaan apa
sajakah yang berkuasa pada periode Islam abad pertengahan?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sekilas
Tentang Dunia Islam pada Abad Pertengahan
Sejarah Islam telah
mengalami tiga periode, yaitu periode klasik (650-1250 M), periode pertengahan
(1250-1800 M), dan periode modern (1800-sekarang). Pada periode klasik, Islam
mengalami kemajuan dan masa keemasan. Hal ini ditandai dengan sangat luasnya
wilayah kekuasaan Islam, adanya integrasi antar wilayah Islam, dan adanya
kemajuan di bidang ilmu dan sains. Pada abad pertengahan, Islam mengalami
kemunduran. Hal ini ditandai dengan
tidak aadanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah
Islam, dan terpecahnya Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah.
Kerajaan-kerajaan itu antara lain :
2.1.1 Kerajaan Ottoman di Turki
Karajan
Ottoman atau Kesultanan Turki Utsmani didirikan oleh Bani Utsman, yang salaam 2 Abad
kekuasaannya, telah dipimpin 8 sultan, sebelum akhirnya berekspansi ke sebagian
negeri Arab. Turki Utsmani sama dengan pendahulunya, seperti Turki Seljuk dan
kabilah Hun. Mereka berasal dari keturunan Mongol atau Thurani, yang merambah
ke Eropa di abad ke-5 Masehi. Mereka lahir dan dibesarkan di Asia Tengah dan
Utara. Etnis yang sama juga dimiliki bangsa Bulgaria, yang merambah ke Eropa
Timur, dan menetap di sana pada abad ke-7 dan 9 Masehi. Turki Utsmani adalah
etnis Asia terakhir yang merambah dan mendiami Eropa, bahkan merupakan negara
Mongol terpenting dan terkuat dalam sejarah.
2.1.1.1 Sejarah Awal dan Masa Kejayaan
Pada
pertengahan abad ke-13, Turki Utsmani merupakan salah satu kabilah kecil di
Asia Tengah di bawah pimpinan Ertoghul, kepala suku Turki Utsmani - menyusuri
Asia Tengah, dekat Ankara. Pimpinan kabilah kecil ini berpartisipasi dalam
perang antara kekaisaran Romawi dan Dinasti Seljuk Rum yang berpusat di Iconium
dipimpin Sultan 'Alauddin, dan akhirnya Ertoghul dan sekutunya menang berperang.
Kabilah kecil dan Ertoghul inilah
yang menjadi cikal bakal Turki Utsmani. Ialah bapak Utsman, yang namanya
dipakai sebagai nama negara yang dibangunnya (dalam tulisan Arab ʿUthmān,
عُثمَان).
Setelah
Ertoghul meninggal 1288, putranya Utsmanlah yang menggantikannya. Ia dikenal
sebagai pemimpin yang berani mengalahkan kabilah dan trah yang berdekatan.
Inilah yang mendorong Sultan 'Alauddin mengangkatnya sebagai pemimpin dan
membuatnya jadi penguasa berdiri sendiri di wilayah yang ditaklukkannya.
Tahun 1300
Mongol menyerang dan menghancurkan Kesultanan Seljuk di Asia Kecil. Sultan
'Alauddinpun meninggal dan setiap etnis bercerai berai, termasuk Utsman. Dari
sanalah kekuasaannya berkembang sampai ia mendengar penaklukan Bursa, saat
hendak meninggal. Utsman memberi perhatian besar pada strukturisasi tentara dan
pemerintahan dan namanya dijadikan nama negara yang didirikannya.
Tahun 1326
Utsman meninggal dan digantikan putranya Ourkhan, yang berhasil mengambil alih
Bursa, dan menjadikannya ibukota negara baru ini. Dengan ini ia telah mendekati
ambisinya untuk menduduki Konstantinopel, ibukota Bizantium.
Sebelum
perang antarpemerintahan berlangsung, ia melihat pentingnya pembenahan, yang
kelak berpengaruh bagi kemenangan Turki Utsmani, pertama di Asia Kecil lalu
Eropa. Ia menyerang dan merampas Nicomedia dan Nicea serta negeri Asia dan
Bizantium lainnya. Selama 20 tahun, ia mengokohkan pilar pemerintahannya,
memperbaiki urusan dalam negara dan membentuk angkatan bersenjata baru, yang
disebut Yennisari, yang dalam waktu lama menjadi penopang kekuatan kesultanan,
dalam perang dan penaklukan.
Sultan
berikutnya adalah Murad I (1359-1389), ia merebut Adranah (1361), Sofia (1383),
dan pada perang Kosovo 1389 mengalahkan Serbia. Ia diganti Bajazet I
(1389-1403) yang menaklukkan Bulgaria, Perancis dan Jerman (1393). Tahun 1402,
Timur Lenk dari Mongolia menaklukkan Ankara dan Bajazet I tertawan, namun
akhirnya ia dibebaskan. Bajazet I digantikan berturut-turut oleh Suleiman I
(1403-1411), Musa (1411-1413), dan Mehmed Halabi/Mehmed I (1413-1421). Mehmed I
digantikan Murad II. Ia menaklukkan kembali kawasan yang ditaklukkan Timur Lenk
(1422-1428) dan Albania (1431).
Setelah
naik tahta tahun 1451, Mehmed II bin Murad II menaklukkan Konstantinopel (1453)
dan menjadikannya negara Islam. Karena itu ia dikenal sebagai Mehmed sang
Penakluk. Kota Konstantinopel dijadikan ibukota kesultanan serta jadi titik
tolak rencana penaklukan Eropa, setelah terhenti akibat meninggalnya
Abdurrohmanul Ghofiqi di selatan Perancis. Mehmed sang Penaklukpun menundukkan
Murrah, Serbia (1458-1460) dan Bosnia (1462). Ia juga menyerang Italia,
Hongaria, dan Jerman. Akhirnya Thorabzun dan Krim di Asia ditundukkannya. Ia
juga menaklukkan sebagian kepulauan Yunani (1480). Iapun kembali menaklukkan
Jerman dan beberapa wilayah Italia, namun akhirnya mangkat sebelum berhasil
menaklukkan Rhodesia.
Ia
digantikan putranya Bajazet II (1481) yang berhasil mengalahkan armada laut
Bunduqiyah. Kekuasaannya diserahkan pada putranya Selim I (1512) yang oleh
sebagian kalangan dipandang sebagai sultan terbesar, mendapat kemenangan dan
penaklukan yang banyak. Ia menyerang kesultanan Safavid yang dipimpin Shah
Ismail I (1502-1524) yang berusaha menyebarkan mazhab Syi'ah dan mengembangkan
kekuasaan Persia sampai Irak. Shah Ismail dikalahkan di Galadiran, dekat Tibriz
(1514). Sultan Selim I lalu menduduki Diyarbakir dan Kurdistan yang merupakan
langkah awal menaklukkan Suriah dan Mesir, seiring dengan kemenangan di Maraj
Dabiq (1516) dan Roidaniyah. Saat itu khilafah Islam telah berpindah ke
tangannya sesuai hukum Islam setelah Kholifah al-Mutawakkil 'Alalloh III
(1508-1517) menyerahkan tampuk kekhilafahan kepadanya. Sultan Salim I resmi
jadi kholifah Muslimin sejak 1517. Ia meninggal setelah 8 tahun berkuasa.
Syarif Makkah juga menyerahkan kunci Makkah dan Madinah kepadanya.
Setelah
itu ia digantikan Kholifah Suleiman II (1520-1566). Masa kepemimpinannya
dianggap sebagai era terjaya khilafah berkat kebangkitan sains yang diikuti
penemuan ilmiah dan geografis Eropa, sementara khilafah ini meninggalkan
negara-negara Eropa di bidang militer, sains, dan politik. Ia menaklukkan
Belgrado dan Gereja terbesar di sana dialihfungsikan menjadi Masjid di mana
sang kholifah mendirikan sholat Jum'at (1521). Dengan alasan untuk membebaskan
diri dari pasukan Ksatria Santo Yohanes (1521) ia menaklukan Rhodesia. Buda
dibuka dan Raja Louis dibunuh dalam pertempuran Mouckhaz (1526). Ia menaklukkan
juga Armenia dan Irak hingga armada laut kekholifahan di seluru peraran laut
mulai Laut Putih, Laut Merah hingga Samudra Hindia—meski kekuatannya belum bisa
mengalahkan pasukan Ksatria St. Yohanes, penguasa Malta. Kepulauan ini adalah
pemberian Charles V saat diusir tentara khilafah Turki Utsmani dari Rhodesia
(1522).
Tahun 1527
Austria mengakuisisi Buda, namun akhirnya Buda ditaklukkan lagi dan Austria
mundur, lalu Wina dikepung tanpa berhasil ditaklukkan (1529). Tahun 1534 Tabriz
ditaklukkan lagi. Tunisia dirampas dari Spanyol dan Pulau Kreta ditaklukkan
(1535). Khilafahpun berdamai dengan Austria yang setuju membayar jizyah (1539).
Pest (1541), Niche (1543), Spanyol (1560), Malta (1565) dan Szeged (1566)
adalah sejumlah daerah yang berhasil dirampas oleh khilafah Turki Utsmani.
Para
sejarawan sepakat, zaman Suleiman II ialah zaman kebesaran dan kejayaan
khilafah Turki Utsmani. Hanya dalam 3 abad, kabilah kecil ini berhasil
melebarkan sayapnya dari Laut Merah, Laut Tengah dan Laut Hitam. Penaklukannya
terbentang dari Mekkah hingga Buda dan Pest di satu sisi dan dari Baghdad (1534)
hingga al-Jazair (1532) di sisi lain. Dua pantai, utara dan selatan, Laut Hitam
berada di dalam kekuasannya. Sebagian besar kerajaan Austria dan Hongaria juga
termasuk wilayah kekuasaannya. Kekuasaannya sampai di Afrika Utara dari negeri
Suriah sampai Maroko. Setelah Suleiman II meninggal 1566, khilafahpun
terus-menerus merosot.
2.1.1.2 Keadaan Politik Menjelang Keruntuhan
Ada 2
faktor yang membuat khilafah Turki Utsmani mundur. Pertama, buruknya pemahaman
Islam. Kedua, salah menerapkan Islam. Sebetulnya, kedua hal di atas bisa
diatasi saat kekholifahan dipegang orang kuat dan keimanannya tinggi, tapi
kesempatan ini tak dimanfaatkan dengan baik. Suleiman II-yang dijuluki
al-Qonun, karena jasanya mengadopsi UU sebagai sistem khilafah, yang saat itu
merupakan khilafah terkuat-malah menyusun UU menurut mazhab tertentu, yakni
mazhab Hanafi, dengan kitab Pertemuan Berbagai Lautan-nya yang ditulis
Ibrohimul Halabi (1549). Padahal khilafah Islam bukan negara mazhab, jadi semua
mazhab Islam memiliki tempat dalam 1 negara dan bukan hanya 1 mazhab. Dengan
tak dimanfaatkannya kesempatan emas ini untuk perbaikan, 2 hal tadi tak
diperbaiki. Contoh: dengan diambilnya UU oleh Suleiman II, seharusnya
penyimpangan dalam pengangkatan kholifah bisa dihindari, tapi ini tak tersentuh
UU. Dampaknya, setelah berakhirnya kekuasaan Suleimanul Qonun, yang jadi
kholifah malah orang lemah, seperti Sultan Mustafa I (1617), Osman II
(1617-1621), Murad IV (1622-1640), Ibrohim bin Ahmed (1639-1648), Mehmed IV
(1648-1687), Suleiman III (1687-1690), Ahmed II (1690-1694), Mustafa II
(1694-1703), Ahmed III (1703-1730), Mahmud I (1730-1754), Osman III (1754-1787),
Mustafa III (1757-1773), dan Abdul Hamid I (1773-1788). Inilah yang membuat
militer, Yennisari-yang dibentuk Sultan Ourkhan-saat itu memberontak (1525,
1632, 1727, dan 1826), sehingga mereka dibubarkan (1785). Selain itu,
majemuknya rakyat dari segi agama, etnik dan mazhab perlu penguasa
berintelektual kuat. Sehingga, para pemimpin lemah ini memicu pemberontakan
kaum Druz yang dipimpin Fakhruddin bin al-Ma'ni.
Ini yang
membuat politik luar negeri khilafah-dakwah dan jihad-berhenti sejak abad
ke-17, sehingga Yennisari membesar, lebih dari pasukan dan peawai pemerintah
biasa, sementara pemasukan negara merosot. Ini membuat khilafah terpuruk karena
suap dan korupsi. Para wali dan pegawai tinggi memanfaatkan jabatannya untuk
jadi penjilat dan penumpuk harta. Ditambah dengan menurunnya pajak dari Timur
Jauh yang melintasi wilayah khilafah, setelah ditemukannya jalur utama yang
aman, sehingga bisa langsung ke Eropa. Ini membuat mata uang khilafah tertekan,
sementara sumber pendapatan negara seperti tambang, tak bisa menutupi kebutuhan
uang yang terus meningkat.
Paruh
kedua abad ke-16, terjadilah krisis moneter saat emas dan perak diusung ke
negeri Laut Putih Tengah dari Dunia Baru lewat kolonial Spanyol. Mata uang
khilafah saat itu terpuruk; infasi hebat. Mata uang Baroh diluncurkan khilafah
tahun 1620 tetap gagal mengatasi inflasi. Lalu keluarlah mata uang Qisry di
abad ke-17. Inilah yang membuat pasukan Utsmaniah di Yaman memberontak pada
paruh kedua abad ke-16. Akibat adanya korupsi negara harus menanggung utang 300
juta lira.
Dengan tak
dijalankannya politik luar negeri yang Islami-dakwah dan jihad-pemahaman jihad
sebagai cara mengemban ideologi Islam ke luar negeri hilang dari benak muslimin
dan kholifah. Ini terlihat saat Sultan Abdul Hamid I/Sultan Abdul Hamid Khan
meminta Syekh al-Azhar membaca Shohihul Bukhori di al-Azhar agar Allah SWT
memenangkannya atas Rusia (1788). Sultanpun meminta Gubernur Mesir saat itu
agar memilih 10 ulama dari seluruh mazhab membaca kitab itu tiap hari.
Sejak
jatuhnya Konstantinopel di abad 15, Eropa-Kristen melihatnya sebagai awal
Masalah Ketimuran, sampai abad 16 saat penaklukan Balkan, seperti Bosnia,
Albania, Yunani dan kepulauan Ionia. Ini membuat Paus Paulus V (1566-1572)
menyatukan Eropa yang dilanda perang antar agama-sesama Kristen, yakni
Protestan dan Katolik. Konflik ini berakhir setelah adanya Konferensi
Westafalia (1667). Saat itu, penaklukan khilafah terhenti. Memang setelah
kalahnya khilafah atas Eropa dalam perang Lepanto (1571), khilafah hanya
mempertahankan wilayahnya. Ini dimanfaatkan Austria dan Venezia untuk memukul
khilafah. Pada Perjanjian Carlowitz (1699), wilayah Hongaria, Slovenia,
Kroasia, Hemenietz, Padolia, Ukraina, Morea, dan sebagian Dalmatia lepas;
masing-masing ke tangan Venezia dan Habsburg. Malah khilafah harus kehilangan
wilayahnya di Eropa pada Perang Krim (abad ke-19), dan tambah tragis setelah
Perjanjian San Stefano (1878) dan Berlin (1887).
Menghadapi
kemerosotan itu, khilafah telah melakukan reformasi (abad ke-17, dst). Namun
lemahnya pemahaman Islam membuat reformasi gagal. Sebab saat itu khilafah tak
bisa membedakan IPTek dengan peradaban dan pemikiran. Ini membuat munculnya
struktur baru dalam negara, yakni perdana menteri, yang tak dikenal sejarah
Islam kecuali setelah terpengaruh demokrasi Barat yang mulai merasuk ke tubuh
khilafah. Saat itu, penguasa dan syaikhul Islam mulai terbuka terhadap
demokrasi lewat fatwa syaikhul Islam yang kontroversi. Malah, setelah terbentuk
Dewan Tanzimat (1839 M) semakin kokohlah pemikiran Barat, setelah disusunnya
beberapa UU, seperti UU Acara Pidana (1840), dan UU Dagang (1850), tambah
rumusan Konstitusi 1876 oleh Gerakan Turki Muda, yang berusaha membatasi fungsi
dan kewenangan kholifah.
2.1.1.3 Konspirasi Menghancurkan Khilafah
Di dalam
negara, ahlu dzimmah-khususnya orang Kristen-yang mendapat hak istimewa zaman
Suleiman II, akhirnya menuntut persamaan hak dengan muslimin. Malahan hak
istimewa ini dimanfaatkan untuk melindungi provokator dan intel asing dengan
jaminan perjanjian antara khilafah dengan Bizantium (1521), Prancis (1535), dan
Inggris (1580). Dengan hak istimewa ini, jumlah orang Kristen dan Yahudi
meningkat di dalam negeri. Ini dimanfaatkan misionaris-yang mulai menjalankan
gerakan sejak abad ke-16. Malta dipilih sebagai pusat gerakannya. Dari sana
mereka menyusup ke Suriah(1620) dan tinggal di sana sampai 1773. Di tengah
mundurnya intelektualitas Dunia Islam, mereka mendirikan pusat kajian sebagai
kedok gerakannya. Pusat kajian ini kebanyakan milik Inggris, Prancis, dan
Amerika Serikat, yang digunakan Barat untuk mengemban kepemimpinan
intelektualnya di Dunia Islam, disertai serangan mereka terhadap pemikiran
Islam. Serangan ini sudah lama dipersiapkan orientalis Barat, yang mendirikan
Pusat Kajian Ketimuran sejak abad ke-14.
Gerakan
misionaris dan orientalis itu merupakan bagian tak terpisahkan dari
imperialisme Barat di Dunia Islam. Untuk menguasainya - meminjam istilah Imam
al-Ghozali - Islam sebagai asas harus hancur, dan khilafah Islam harus runtuh.
Untuk meraih tujuan pertama, serangan misionaris dan orientalis diarahkan untuk
menyerang pemikiran Islam; sedangkan untuk meraih tujuan kedua, mereka
hembuskan nasionalisme dan memberi stigma pada khilafah sebagai Orang Sakit.
Agar kekuatan khilafah lumpuh, sehingga agar bisa sekali pukul jatuh, maka
dilakukanlah upaya intensif untuk memisahkan Arab dengan lainnya dari khilafah.
Dari sinilah, lahir gerakan patriotisme dan nasionalisme di Dunia Islam. Malah,
gerakan keagamaan tak luput dari serangan, seperti Gerakan Wahabi di Hijaz.
Sejak pertengahan abad ke-18 gerakan ini dimanfaatkan Inggris - melalui agennya
Ibn Sa'ud - untuk menyulut pemberontakan di beberapa wilayah Hijaz dsk, yang
sebelumnya gagal dilakukan Inggris lewat gerakan kesukuan. Walau begitu,
akhirnya gerakan ini bisa dibendung di beberapa wilayah oleh khilafah lewat
Mehmed Ali Pasha, Gubernur Mesir yang-ternyata agen Prancis-didukung Prancis.
Di Eropa, wilayah yang dikuasai khilafah diprovokasi agar memberontak (abad
19-20), seperti kasus Serbia, Yunani, Bulgaria, Armenia dan terakhir Krisis
Balkan, sehingga khilafah Turki Utsmani kehilangan banyak wilayahnya, dan yang
tersisa hanya Turki.
Nasionalisme
dan separatisme telah dipropagandakan negara-negara Eropa seperti Inggris,
Prancis, dan Rusia. Itu bertujuan untuk menghancurkan khilafah Islam.
Keberhasilannya memakai sentimen kebangsaan dan separatisme di Serbia,
Hongaria, Bulgaria, dan Yunani mendorongnya memakai cara sama di seluruh
wilayah khilafah. Hanya saja, usaha ini lebih difokuskan di Arab dan Turki.
Sementara itu, KeduBes Inggris dan Prancis di Istambul dan daerah-daerah basis
khilafah-seperti Baghdad, Damsyik, Beirut, Kairo, dan Jeddah-telah menjadi
pengendalinya. Untuk menyukseskan misinya, dibangunlah 2 markas. Pertama,
Markas Beirut, yang bertugas memainkan peranan jangka panjang, yakni mengubah
putra-putri umat Islam menjadi kafir dan mengubah sistem Islam jadi sistem
kufur. Kedua, Markas Istambul, bertugas memainkan peranan jangka pendek, yaitu
memukul telak khilafah.
KeduBes
negara Eropapun mulai aktif menjalin hubungan dengan orang Arab. Di Kairo
dibentuk Partai Desentralisasi yang diketuai Rofiqul 'Adzim. Di Beirut, Komite
Reformasi dan Forum Literal dibentuk. Inggris dan Prancis mulai menyusup ke
tengah orang Arab yang memperjuangkan nasionalisme. Pada 8 Juni 1913, para
pemuda Arab berkongres di Paris dan mengumumkan nasionalisme Arab. Dokumen yang
ditemukan di Konsulat Prancis Damsyik telah membongkar rencana pengkhianatan
kepada khilafah yang didukung Inggris dan Prancis.
Di Markas
Istambul, negara-negara Eropa tak hanya puas merusak putra-putri umat Islam di
sekolah dan universitas lewat propaganda. Mereka ingin memukul khilafah dari
dekat secara telak. Caranya ialah mengubah sistem pemerintahan dan hukum Islam
dengan sistem pemerintahan Barat dan hukum kufur. Kampanye mulai dilakukan
Rasyid Pasha, MenLu zaman Sultan Abdul Mejid II (1839). Tahun itu juga, Naskah
Terhormat(Kholkhonah)-yang dijiplak dari UU di Eropa-diperkenalkan. Tahun 1855,
negara-negara Eropa-khususnya Inggris-memaksa khilafah Utsmani mengamandemen UUD,
sehingga dikeluarkanlah Naskah Hemayun (11 Februari 1855). Midhat Pasha, salah
satu anggota Kebatinan Bebas diangkat jadi perdana menteri (1 September 1876).
Ia membentuk panitia Ad Hoc menyusun UUD menurut Konstitusi Belgia. Inilah yang
dikenal dengan Konstitusi 1876. Namun, konstitusi ini ditolak Sultan Abdul
Hamid II dan Sublime Port-pun enggan melaksanakannya karena dinilai
bertentangan dengan syari'at. Midhat Pashapun dipecat dari kedudukan perdana
menteri. Turki Muda yang berpusat di Salonika-pusat komunitas Yahudi
Dunamah-memberontak (1908). Kholifah dipaksanya-yang menjalankan keputusan
Konferensi Berlin-mengumumkan UUD yang diumumkan Turki Muda di Salonika, lalu
dibukukanlah parlemen yang pertama dalam khilafah Turki Utsmani (17 November
1908). Bekerja sama dengan syaikhul Islam, Sultan Abdul Hamid II dipecat dari
jabatannya, dan dibuang ke Salonika. Sejak itu sistem pemerintahan Islam
berakhir.
Tampaknya
Inggris belum puas menghancurkan khilafah Turki Utsmani secara total. Perang
Dunia I (1914) dimanfaatkan Inggris menyerang Istambul dan menduduki Gallipoli.
Dari sinilah kampanye Dardanella yang terkenal itu mulai dilancarkan.
Pendudukan Inggris di kawasan ini juga dimanfaatkan untuk mendongkrak
popularitas Mustafa Kemal Pasha-yang sengaja dimunculkan sebagai pahlawan pada
Perang Ana Forta (1915). Ia-agen Inggris, keturunan Yahudi Dunamah dari
Salonika-melakukan agenda Inggris, yakni melakukan revolusi kufur untuk
menghancurkan khilafah Islam. Ia menyelenggarakan Kongres Nasional di Sivas dan
menelurkan Deklarasi Sivas (1919 M), yang mencetuskan Turki merdeka dan negeri
Islam lainnya dari penjajah, sekaligus melepaskannya dari wilayah Turki
Utsmani. Irak, Suriah, Palestina, Mesir, dan lain-lain mendeklarasikan
konsensus kebangsaan sehingga merdeka. Saat itu sentimen kebangsaan tambah
kental dengan lahirnya Pan-Turkisme dan Pan Arabisme; masing-masing menuntut
kemerdekaan dan hak menentukan nasib sendiri atas nama bangsanya, bukan atas
nama umat Islam.
2.1.1.4 Runtuhnya Khilafah Turki Utsmani
Sejak tahun
1920, Mustafa Kemal Pasha menjadikan Ankara sebagai pusat aktivitas politiknya.
Setelah menguasai Istambul, Inggris menciptakan kevakuman politik, dengan
menawan banyak pejabat negara dan menutup kantor-kantor dengan paksa sehingga
bantuan kholifah dan pemerintahannya mandeg. Instabilitas terjadi di dalam
negeri, sementara opini umum menyudutkan kholifah dan memihak kaum nasionalis.
Situasi ini dimanfaatkan Mustafa Kemal Pasha untuk membentuk Dewan Perwakilan
Nasional - dan ia menobatkan diri sebagai ketuanya - sehingga ada 2
pemerintahan; pemerintahan khilafah di Istambul dan pemerintahan Dewan
Perwakilan Nasional di Ankara. Walau kedudukannya tambah kuat, Mustafa Kemal
Pasha tetap tak berani membubarkan khilafah. Dewan Perwakilan Nasional hanya
mengusulkan konsep yang memisahkan khilafah dengan pemerintahan. Namun, setelah
perdebatan panjang di Dewan Perwakilan Nasional, konsep ini ditolak.
Pengusulnyapun mencari alasan membubarkan Dewan Perwakilan Nasional dengan
melibatkannya dalam berbagai kasus pertumpahan darah. Setelah memuncaknya
krisis, Dewan Perwakilan Nasional ini diusulkan agar mengangkat Mustafa Kemal
Pasha sebagai ketua parlemen, yang diharap bisa menyelesaikan kondisi kritis
ini.
Setelah
resmi dipilih jadi ketua parlemen, Pasha mengumumkan kebijakannya, yaitu
mengubah sistem khilafah dengan republik yang dipimpin seorang presiden yang
dipilih lewat Pemilu. Tanggal 29 November 1923, ia dipilih parlemen sebagai
presiden pertama Turki. Namun ambisinya untuk membubarkan khilafah yang telah terkorupsi
terintangi. Ia dianggap murtad, dan rakyat mendukung Sultan Abdul Mejid II,
serta berusaha mengembalikan kekuasaannya. Ancaman ini tak menyurutkan langkah
Mustafa Kemal Pasha. Malahan, ia menyerang balik dengan taktik politik dan
pemikirannya yang menyebut bahwa penentang sistem republik ialah pengkhianat
bangsa dan ia melakukan teror untuk mempertahankan sistem pemerintahannya.
Kholifah digambarkan sebagai sekutu asing yang harus dienyahkan.
Setelah
suasana negara kondusif, Mustafa Kemal Pasha mengadakan sidang Dewan Perwakilan
Nasional. Tepat 3 Maret 1924 M, ia memecat kholifah, membubarkan sistem
khilafah, dan menghapuskan sistem Islam dari negara. Hal ini dianggap sebagai
titik klimaks revolusi Mustafa Kemal Pasha.
2.1.2 Kerajaan Mogul di India
Sekilas Wajah
Peradaban Islam di India Kemunduran kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad, tidak
memungkinkan Islam menaklukkan seluruh daratan Asia, khususnya China dan
Mongolia. Sebaliknya, dengan kegagahan yang mengalir dalam darah Mongol mampu
meluluhlantakkan Baghdad. Ternyata, dengan penyerangan inilah, Islam masuk ke
jiwa-jiwa pemberani tersebut. Banyak pembesar kerajaan Mongol yang memeluk
agama Islam.
2.1.2.1 Sejarah
Awal dan Masa Kejayaan
Dinasti Changtai
(1227-1369 M) yang didirikan oleh putra Jengis Khan, Changtai, merupakan cikal
bakal Kerajaan Mughal di India. Karena Babur adalah keturunan Raja Changtai.
Dinasti Ilkhan (1256-1335 M) yang didirikan oleh cucu Jengis Khan, Raja ke-7,
Ghazan, juga seorang Muslim dan pada masanya, Ilkhan mencapai kejayaan.
Kemaharajan Mughal, (Mughal Baadshah atau sebutan lainnya Mogul ) adalah
sebuah kerajaan yang pada masa jayanya memerintah Afghanistan, Balochistan, dan
kebanyakan anak benua India antara 1526 dan 1858 M. Kerajaan ini didirikan oleh
keturunan Mongol, Babur, pada 1526 . Kata mughal adalah
versi Indo-Aryan dari Mongol . Dinasti Mughal berdiri tegak selama kurang lebih
tiga abad (1526–1858 M) di India. Dalam kurun waktu tersebut, Islam telah
memberi warna tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas memeluk
agama Hindu. Hingga kini, gaung kebesaran Islam warisan Dinasti Mughal memang
sudah tidak terdengar lagi. Tetapi, lahirnya Negara Islam Pakistan tidak
terlepas dari perkembangan Islam pada masa dinasti tersebut.
Sisa-sisa kejayaan
Dinasti Mughal dapat dilihat dari bangunan-bangunan bersejarah yang masih
bertahan hingga sekarang. Misalnya Taj Mahal di Agra, makam megah yang dibangun
pada masa Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Mumtaz Mahal, adalah saksi
bisu kemajuan arsitektur Islam pada masa dinasti ini. Bangunan indah yang
termasuk “tujuh keajaiban dunia” ini memang sudah usang, lusuh, dan tidak
terawat. Namun, kemegahan dan keindahannya menjadi bukti sejarah akan kokohnya
peradaban Islam di India pada waktu itu. Kehidupan seperti roda berputar.
Kadang di atas, kadang di bawah. Demikian halnya Dinasti Islam Mughal di India.
Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini pun mengalami siklus:
berdiri, berkembang, mencapai puncak, mengalami kemunduran, lalu hancur. Itulah
siklus peradaban seperti yang dikemukakan Ibnu Khaldun, sejarawan Muslim
terkemuka melalui teori Ashabiyah-nya.
Pemerintahan Kemaharajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur pada
1526 M. Babur merupakan cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan cucu Jenghiz Khan
dari pihak ibu. Kerajaan ini dimulai ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi,
Sultan Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat dengan bantuan Gubernur
Lahore. Ia menguasai Punjab dan meneruskan ke Delhi yang dijadikan ibukota
kerajaan. Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri, Nashirudin Humayun
(1530-1556 M) di masa ini kondisi kerajaan tidak stabil, karna banyak
perlawanan dari musuh-musuhnya. Pada 1540 terjadi pemberontakan yang dipimpin
oleh Sher Khan dari Qanauj mengakibatkan Humayun melarikan diri ke Persia. Atas
bantuan Raja Persia (Safawiyah), Humayun kembali merebut Delhi tahun 1555 M.
Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra
Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Sistem Pemerintahan Akbar adalah
militeristik. Akbar berhasil memperluas wilayah sampai Kashmir dan Gujarat.
Pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer. Politik Akbar yang sangat
terkenal dan berhasil menyatukan rakyatnya adalah Sulhul Kull atau toleransi
universal, yang memandang sama semua derajat. Akbar menciptakan Din Ilahi, yang
menjadikan semua agama menjadi satu demi stabilitas antara Hindu dan Islam.
Akbar mengawini putri pemuka Hindu dan melarang memakan daging sapi.
2.1.2.2 Keadaan
Politik Menjelang Keruntuhan
Penguasa keempat adalah Jahangir (1605-1628 M), putra Akbar. Jahangir
adalah penganut Ahlusunah wal jamaah, sehingga apa yang ayahnya ciptakan
menjadi hilang pengaruhnya. Dari itu muncul berbagai pemberontakan, terutama
oleh putranya sendiri, Kurram. Kurram berhasil menangkap ayahnya, tapi berkat
permaisuri kerajaan, permusuhan antara ayah dan anak ini bisa dipadamkan.
Setelah Jahangir meninggal, Kurram naik tahta
setelah mengalahkan saudaranya, Asaf Khan. Kurram bergelar Shah Jahan
(1627-1658 M) . Masa ini banyak terjadi pemberontakan, terutama dari kalangan
keluarga kerajaan. Aurangzeb, panglima dan juga putra ketiga Shah Jahan
berhasil memadamkan pemberontakan dari keturunan Lodi. Keberhasilan Aurangzeb
membuat saudara tertuanya, Dara, merasa iri dan menuduh ingin merebut tahta
kerajaan. Namun ketangguhan Aurangzeb berhasil mengalahkan saudaranya sekaligus
menangkap ayahnya, Shah Jahan. Hal ini pernah dilakukan sendiri oleh Shah Jahan
terhadap kakek Aurangzeb, Jahangir. Aurangzeb, (1658-1707 M) menggantikan
ayahnya, Shah Jahan. Kebijakan Aurangzeb sangat berbeda dengan yang dilakukan
oleh para pendahulunya terutama buyutnya, Akbar Khan. Ia melarang berjudi,
minuman keras, upacara sati, serta membolehkan pengrusakan kuil-kuil Hindu.
Kebijakan ini menimbulkan banyak pemberontakan terutama dari kalangan Hindu.
Namun karena kekuatan pasukan Aurangzeb, semua pemberontakan dapat dipadamkan.
Kebesaran namanya sejajar dengan
kebesaran nama buyutnya, Akbar Khan. Meski pemberontakan bisa dipadamkan oleh
Aurangzeb, namun setelah kematian Aurangzeb, banyak propinsi yang memisahkan
diri. Kerajaan ini mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama
150 tahun berikutnya. Penguasa setelahnya antara lain: Bahadur Syah (1707-1712
M), Jhandar Syah 1713, Azim Syah 1713, Faruk Syiyar 1719, Muhammad Syah 1749,
Ahmad Syah 1754, Alamgir 1759, Syah Alam 1806, Akbar II dan raja terakhir
Bahadur Syah II 1858.
2.1.2.3
Keruntuhan Kerajaan Mogal di India
Peradaban Kemaharajaan Mughal Di
bidang politik, Sulhul Kull berhasil menyatukan rakyat Islam, Hindu, dan penganut
lainnya. Di bidang militer, pasukan Mughal dikenal dengan pasukan yang kuat.
Terdiri dari pasukan gajah, berkuda, dan meriam. Wilayahnya dibagi menjadi
distrik-distrik yang dikepalai oleh Sipah Salar. Di bidang ekonomi, memajukan
pertanian. Terdiri dari padi, kacang, tebu, kapas, tembakau, dan rempah-rempah.
Pemerintah membentuk sebuah lembaga yang mengurusi hasil pertanian serta
hubungan dengan para petani. Industri tenun juga banyak diekspor ke Eropa, Asia
Tenggara dan lain-lain. Masa Jahangir, investor diizinkan menanamkan
investasinya, seperti mendirikan pabrik. Di bidang seni, Jahangir merupakan
salah satu pelukis terhebat. Kemaharajaan Mughal juga terkenal dengan ukiran
dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Diantara bangunan yang
terkenal: benteng merah, makam kerajaan, masjid Delhi, dan yang paling popular
adalah Taj Mahal di Aghra. Istana ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang
dibangun oleh Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Noor Mumtaz Mahal yang
cantik jelita.
Di bidang sastra, banyak sastra dari
bahasa Persia diubah ke bahasa India. Bahasa Urdu yang berkembang di masa
Akbar, menjadi bahasa yang banyak dipakai oleh rakyat India dan Pakistan sampai
sekarang. Di bidang ilmu pengetahuan, Syah Jahan mendirikan perguruan tinggi di
Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat pendidikan di Lucknow. Tiap masjid mempunyai
lembaga tingkat dasar yang dipimpin oleh seorang guru. Sejak berdiri banyak
ilmuan yang belajar di India. Pelajaran dari Kemaharajaan Mughal Salah satu
Ketidakharmonisan hubungan kekeluargaan, antara ayah dan anak, adik dan kakak
menjadi salah satu faktor lemahnya kemaharajaan Mughal dari dalam, hal ini
telah terjadi pada beberapa Dinasti Islam sebelumnya. Dalam penggalan sejarah
Dinasti Mughal, tampil dua penguasa paling berpengaruh: Akbar Khan dan Aurangzeb. Meskipun keduanya memerintah dalam
dekade yang berbeda, tetapi kebijakan Akbar Khan dan Aurangzeb, khususnya
berkaitan dengan pengembangan Islam di India, memiliki hubungan yang tidak
dapat dipisahkan. Akbar mengembangkan pola Islam sinkretis. Sebaliknya,
Aurangzeb mengembangkan pola Islam puritan.
Dalam perspektif politik, langkah
Akbar ini dianggap sah, bahkan cerdas. Sebab, substansi politik adalah
tercapainya tujuan, meskipun pada saat bersamaan terdapat aspek-aspek tertentu
yang terabaikan. Orang boleh melakukan apa saja dalam konteks politik. Akbar
telah memposisikan Islam tidak lebih dari sekedar simbol formal tanpa makna.
Karena itu, dia dengan mudah meleburkan dan mencampuradukkan Islam dengan
berbagai kepercayaan lain. Dalam situasi ini, Islam kehilangan identitasnya.
Ketinggian dan keluhuran ajaran Islam juga tereduksi sedemikian rupa. Hal ini
menyebabkan ketegangan dengan para penganut Ahlusunah wal jamaah.
Lain dengan Akbar Khan, lain pula
dengan Aurangzeb. Wajah Islam di India pada masa Aurangzeb tampak lebih
dominan. Dia berusaha mengangkat kembali citra Islam yang tampak “redup”
beberapa dasawarsa sebelumnya. Ia giat mengembalikan kemurnian Islam. Usaha ini
patut dihargai. Sebab, dari sini terlihat kecintaan seorang Aurangzeb terhadap
Islam. Namun, perlu diingat, Islam adalah agama yang mensponsori perdamaian,
tanpa paksaan, dan tidak mentolelir berbagai tindak kekerasan terhadap pemeluk
agama lain. Memurnikan ajaran Islam dengan merusak tempat ibadah agama lain,
bukanlah pesan Islam.
Kebijakan Aurangzeb untuk
menghancurkan kuil-kuil Hindu, meletakkan arca di jalan-jalan agar selalu
diinjak tampaknya menjadi sebuah kekeliruan. Hal ini menyebabkan terjadinya
pemberontakan hebat dari kalangan Hindu. Pada 1739 M. Mughal dikalahkan oleh
pasukan dari Persia dipimpin oleh Nadir Shah. Pada 1756 M. pasukan Ahmad Shah
merampok Delhi lagi. Kerajaan Britania yang masuk ke India pada 1600 M. dan
mulai melakukan penaklukkan terhadap kerajaan Mughal pada 1757 M. serta
membubarkannya tahun 1858 M. setelah mengalahkan pesaingnya, Perancis.
2.1.3 Kerajaan Safawi di Persia (sekarang Iran)
Kerajaan
Safawi di Persia berdiri ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak
kemajuannya, Kerajaan ini berkembang sangat cepat. Berbeda dari dua kerajaan
besar Islam lainnya (Usmani dan Mughal), Kerajaan Safawi menyatakan Syi’ah
sebagai madzhab Negara. Karena itu, kerajaan ini di anggap sebagai peletak
pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa ini. Kerajaan Safawi berasal dari
sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan.
Tarekat ini diberi nama Tarekat Safawiyah. Nama Safawiyah di ambil dari nama
pendirinya Safi al-Din (1252-1334 M), dan nama safawi itu terus dipertahankan
sampai Tarekat ini menjadi gerakan politik.
Safi
al-Din berasal dari keturunan orang yang berada dan memilih sufi sebagai jalan
hidupnya. Ia keturunan dari Imam Syiah yang keenam Musa al-Khazim. Gurunya
bernama Syekh Taj al-Din Ibrahim Zahidi (1216-1301 M) yang di kenal dengan julukan
Zahid al-Gilani.
Safi
al-Din mendirikan tarekat Safawiyah setelah ia menggantikan guru dan sekaligus
mertuanya yang wafat tahun 1301 M. Pengikut tarekat ini sangat teguh memegang
ajaran agama. Pada mulanya gerakan tasawuf Safawiyah bertujuan memerangi orang-orang
ingkar, kemudian memerangi golongan yang mereka sebut ahli-ahli bidah. Setelah
ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal
menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria,dan
Anatolia. Di negeri-negeri diluar Ardabil Safi al-Din menempatkan seorang wakil
yang memimpin murid-muridnya. Wakil itu diberi gelar khalifah.
Suatu
ajaran agama yang dipegang secara fanatic biasanya kerap kali menimbulkan
keinginan di kalangan penganut ajaran itu untuk berkuasa. Karena itu, lama
kelamaan murid-murid tarekat Safawiyah berubah menjadi tentara yang teratur,
fanatic dalam kepercayaan dan menentang setiap orang yang bermahzab selain
Syi’ah.
Kecenderungan
memasuku dunia politik iu mendaapat wujud kongkritnya pada masa kepemimpinan
Juneid (1447-1460 M). dinasti Safawi memperluas geraknya dengan menambah
kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan ini menimbulkan konflik antara Juneid
dengan penguasa Kara Koyunlu (domba hitam), Ia tinggal di istana Uzun Hasan
yang ketika itu menguasai sebagian besar Persia.
Selama
dalam pengasingan, Juneid tidak tinggal diam. Ia malah dapat menghimpun
kekuatan untuk kemudian beraliansi secara politik dengan Uzun Hasan. Pada tahun
1459 M Juneid mencoba merebut Ardabil tetepi gagal. Pada tahun 1460 M ia
mencoba merebut Sircasia tetapi pasukan yang di pimpinnya di hadang oleh
tentara Sirwan. Ia sendiri terbunuh dalam pertempuran tersebut.
Ketika itu
anak Juned Haidar masih kecil dan dalam asuhan Uzun Hasan.Karena
itu,Kpemimpinan gerakan Safawi baru bisa diserahkan kepadanya secara resmi pada
tahun 1470 M.Hubungan Haidar dengan Uzun Hasan semakin erat setelah Haidar
mengawini salah seorang putri Uzun Hasan. Dari perkawinan ini lahir Ismail yang
kemudian hari menjadi pendiri kerajaan Safawi di Persia.
Kemenangan
AK Konyulu tahun 1476 M terhadap Kara Koyunlu membuet gerakan militer Safawi
yang dipimpin oleh Haidar dipandang sebagai rival politik oleh AK Konyulu dalam
meraih kekuasaan selanjutnya.AK Konyulu berusaha melenyapkan kekuatan militer
dan kekuasaan Dinasti Safawi. Karena itu, ketika Safawi menyerang wilayah
Sircassia dan pasukan Sirwan, AK Koyunlu mengirimkan bantuan militer kepada
Sirwan, sehingga pasukan Haidar kalah dan Haidar sendiri terbunuh dalam
peperangan itu.
Ali putra
dan pengganti Haidar didesak oleh bala tentaranya untuk menuntut balas atas
kematian ayahnya, terutama terhadap AK Koyunlu. Tetapi Ya’kub pemimpin AK
Koyunlu dapat menangkap dan memenjarakan Ali bersama saudaranya, Ibrahim dan
Ismail, dan ibunya, di fars selama empat setamgah tahun (1489-1493 M). Mereka
di bebaskan oleh Rustam, putera mahkota AK Koyunlu, dengan syarat mau
membantunya memerangi saudara sepupunya. Akan tetapi, tidak lama kemudian
Rustan berbalik memusuhi dan menyerang Ali bersaudara, dan Ali terbunuh dalam
serangan ini (1494 M).
Kepemimpinan
gerakan Safawi selanjutnya berada di tangan Ismail, yang saat itu masih berusia
tujuh tahun. Selama lima tahun Ismail besrta pasukanya bermarkas di Gilan,
mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di
Azerbaijan, Syria, dan Anatolia. Pasukan yang dipersiapkan itu dinamai
Qizilbash (baret merah).
Dibawah
pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash menyerang dan mengalahkan
AK Koyunlu di Shahrur, dekat Nakhchivan. Ismail berkuasa selama lebih kurang 23
tahun, yaitu antara tahun 1501 dan 1524 M. Pada sepuluh tahun pertama ia
berhasil memperluas wilayah kekuasaanya. Ia dapat menghancurkan sisa kekuatan
AK Koyunlu di Hamadan (1510 M), menguasai Proponsi Kaspia di Nazandaran, gurgan,
dan Yazd (1504 M), Diyar Bakr, (1505-1507 M) Baghdad dan daerah barat daya
Persia,(1508 M), Sirwan (1509 M), dan Khurasan (1510 M). Hanya dalam waktu itu
wilayah kekuasaanya sudah meliputi seluruh Persia dan baguan timur Bulan Sabit
Subur (Fortile Crescent).
Tidak sampai
disitu, anbisi politik mendorongnya untuk terus mengembangkan sayap menguasai
daerah-daerah lainya, seperti ke Turki Usmani.Peperangan denagn Turki Usmani
terjadi pada tahun 1514 M di Chaldiran, dekat Tabriz. Dalam peperangan ini
Ismail I mengalami kekalahan, malah Turki Usmani di bawah pimpinan Sultan Salim
dapat menduduki Tabriz. Kekalahan tersebut meruntuhkan kebanggaan dan
kepercayaan diri Ismail ke Turki I berubah. Ia lebih senang menyendiri,
menempuh kehidupan hura-hura dan berburu.
Rasa
permusuhan dengan kerajaan Usmani terus berlangsung sepeninggal Ismail.
Peperangan-peperangn antara dua kerajaan besar Islam ini terjadi beberapa kali
pada zaman penerintahan Tahmasp I (1524-1576 M), Ismail II )1576-1577 M), dan
Muhammad Khudabanda (1577-1587 M). Pada masa tiga raja tersebut kerajaan Safawi
dalam keadaan lemah.
Kondisi
memprihatinkan ini baru dapat diatasi setelah raja Safawi kelima, Abbas I naik
tahta. Ia memerintah dari tahun 1588 sampai dengan 1628 M. Langkah-langkah yang
di tempuh oleh Abbas I:Pertama, berusaha menghilangkan dominasi pasukan
Qizilbash atas kerajaan Safawi dengan cara membentuk pasukan baru yang
anggotanya terdiri dari budak-budak, berasal dari tawanan perang bangsa
Georgia,Armenia,Sircassia yang telah ada sejak raja tahmasp I. Kedua,
mengadakan perjanjian damai dengan turki usmani. Untuk mewujudkan perjanjian
ini Abbas I terpaksa harus menyerahkan wilayah Azerbaizan, Georgia, dan
sebagian wilayah Luristan.
Usaha –
usaha yang dilakukan Abbas I tersebut berhasil membuat kerajaan safawi kuat
kembali. Pada tahun 1598 M ia menyerang dan menaklukkan Heart. Dari sana ia
melanjutkan serangan merebut Marw dan Balkh. Setelah kekuatan terbina dengan
baik, ia juga berusaha mendapatkan kembali wilayah kekuasaanya dari turki usmani.
Rasa permusuhan antara dua kerajaan yang berbeda aliran agama ini memang tidak
pernah padam sama sekali. Pada tahun 1602 M, di saat Turki Usmani berada
dibawah Sultan Muhammad III, Pasukan Abbas I menyerang dan berhasil menguasai
Tabriz, Sirwan, dan Bagdad. Selanjutnya, pada tahun 1622 M pasukan Abbas I
berhasil merebut kepulauan Hurmuz dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi
pelabuhan Bandar Abbas.
Masa
Kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan safawi. Kemajuan yang
dicapai kerajaan Safawi tidak hanya terbatas di bidang politik. Di bidang yang
lain, kerajaan ini juga mengalami banyak kemajuan. Kemajuan – kemajuan itu
antara lain adalah sebagai berikut :
2.1.3.1 Bidang Ilmu
Pengetahuan
Stabilitas
politik Kerajaan Safawi pada masa Abbas I ternyata telah memacu perkembangan
perekonomian Safawi, lebih-lebih setelah kepulauan Hurnuz dikuasai dan
pelabuhan Gunrun diubah nenjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasainya Bandar ini
maka salah satu jalur dagang laut antara Timur dan Barat yang biasa di
perebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Perancis sepenuhnya menjadi miliik
kerajaan Safawi.
Di samping
itu sektor perdagangan, kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di sektor
pertanian terutama di daerah Bulan Sabit Subur (Eortile Crescent).
2.1.3.2 Bidang Ilmu
Pengetahuan
Dalam
sejarah Islam bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan
berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Ada beberapa ilmuan yang selalu hadir
di majlis istana, yaitu Baha al-Din al-Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan,
Sadar al-Din al-Syaerazi,filosof, dan Muhammad Baqir Ibn Muhammad
Damad,filosof, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah mengadakan
observasi mengenai kehidupan lebah-lebah.
2.1.3.3 Bidang
Pengembangan Fisik dan Seni
Para
penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakan Isfahan, ibu kota kerajaan,
menjadi kota yang sangat indah. Di kota tersebut berdiri banguna-bangunan besar
lagi indah seperti mesjid-mesjid, runah-runah sakit, sekolah-sekolah, jembatan
rajsasa di atas Zende Rud, dan istana Chilhil Sutun. Kota Isfahan juga
diperindah dengan taman-taman wisata yang ditata secara apik.Ketika Abbas I
wafat, di Isfahan terdapat 162 mesjid, 48 akademi, 1802 penginapan, dan 173
pemandian umum.
Di bidang
seni, kemajuan nampak begitu kentara dalam gaya arsitektur bangunan-bangunanya,
seperti terlihat pada mesjid Shah yang dibangun tahun 1603 M. Unsur seni
lainnya terlihat pula dalm bentuk kejinan tangan, keramik, karpet, permadani,
pakaian dan tenunan, mode, tembikar, dan benda seni lainya.Seni lukis mulai
dirintis sejak zaman Tahmasp I. Raja Ismail pada tahun 1522 M membawa soreng
pelukis timur ke Tabriz. Pelukis itu bernama Bizhab.
2.1.3.4 Kemunduran kerajaan Safawi
Kemunduran
kerajaan Safawi adalah sepeninggal Abbas I, berturut-turut di perintah oleh
enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman
(1667-1694 M), Husain (1694-1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M), dan Abbas III
(1733-1736 M). Pada masa raja-raja tersebut kindisi kerajaan tidak menunjukan
grafik naik dan berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang
akhirnya membawa kepada kehancuran.
Diantara
sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi ialah konflik
berkepanjangan dengan kerajaan Usmani. Bagi Kerajaan Usmani berdirinya Kerajaan
Safawi yang beraliramn Syi’ah merupakan ancaman langsung terhadap wilayah
kekuasaan. Konflik antara dua kerajaan tersebut berlangsung lama, meskipun
pernah berhenti sejenak ketika tercapai perdamaian pada masa Shah Abbas I.
Namun tidak lama kemudian Abbas meneruskan konflik tersebut, dan setelah itu
dapat dikatakan tidak ada laigi kedamaian antara dua kerajaan besar Islam itu.
Penyebab
lainya adalah dekadensi moralyang melanda sebagian para pepimpin kerajaan
Safawi. Ini turut mempercepat proses kehancuran kerajaan tersebut. Sulaiman, di
samping itu pecandu berat narkotika, juga menyenangi kehidupan malam beserta
harem-haremnya selama tujuh tahun tanpa sekalipun menyempatkan diri menengani
pemerintahan. Begitu jug Sultan Husein.
Penyebab
penting lainya adalah karena pasukan ghulam(budak-budak) yang di bentuk oleh
Abbas I tidak memiliki semangat perang yang tinggi seperti Qizilbash. Hal ini
disebabkan karena pasukan tersebut tidak disiapkan secara terlatih dan tidak
melalui proses yang dialami Qizilbash. Sementara itu, anggota Qizilbash yang
baru ternyata tidak memiliki militansi dan semangat yang sama dengan anggota
Qizilbash sebelumnya.
Tidak
kalah penting dari sebab-sebab diatas adalah seringnya terjadi konflik intern
dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana.
2.2
Perkembangan Ajaran Islam pada Abad Pertengahan
Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di
Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar
di universitas- universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku
karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka
pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama.
Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang
didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru
berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu- ilmu yang
mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan
ilmu filsafat.
Banyak gambaran berkembangnya Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam,
baik dalam bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan, ekonomi maupun
politik. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut :
1.
Seorang sarjana Eropa, Petrus Alfonsi (1062 M) belajar
ilmu kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika
kembali ke negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry
I (1120 M). Selain menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata
pelajaran ilmu falak berdasarkan pengetahuan sarjan dan ilmuwan muslim yang
didapatnya dari spanyol. Demikin juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang
pernah belajar pula di Toledo dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi
seorang sarjan yang termasyhur di negaranya.
2.
Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000
buku dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.
3.
Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris bernama
Roger Bacon (1214-1292 M) mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268 M).
Melalui kemampuan bahasa Arab dan bahasa latin yang dimilikinya, ia dapat
membaca nasakah asli dan menterjemahkannya ke dalam berbagai ilmu pengetahuan,
terutama ilmu pasti. Buku-buku asli dan terjemahan tersebut dibawanya ke
Universitas Oxford Inggris. Sayangnya, penerjemahan tersebut di akui sebagai
karyanya tanpa menyebut pengarang aslinya. Diantara bukuyang diterjemahkan
antara lain adalah Al Manzir karya Ali Al Hasan Ibnu Haitam (965-1038 M). Dalam
buku itu terdapat teori tentang mikroskop dan mesiu yang banyak dikatakan
sebagai hasil karya Roger Bacon.
4.
Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert
d’Aurignac (940-1003 M) dan pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang
lahir di Cremona, Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol.
Dengan bantuan sarjana muslim disana , ia berhasil menerjemahkan lebih kurang
92 buah buku ilmiah Islam ke dalam bahasa latin. Di antara karya tersebut
adalah Al Amar karya Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi (866-926 M) dan
sebuah buku kedokteran karangan Qodim Az Zahrawi serta buku Abu Muhammad Al
baitar berisi tentang tumbuhan. Sarjana-sarjana muslim tersebut mengajarkan
penduduk non muslim tanpa membeda-bedakan agama yang mereka anut .
5.
Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan
kerajaan-kerajaan Islam, maka yang terjadi adalah pembumihangusan kebudayaan
Islam dan pembantaian kaum muslim. Akan tetapi, apabila kerajaan-kerajaan Islam
yang menguasai kerajaan non muslim, maka penduduk negeri tersebut diperlakukan
dengan baik. Agama dan kebudayaan merekapun tidak terganggu.
6.
Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena
telah meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka
diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya
mereka sendiri.
Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini
menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya
menimbulkan gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14. berkembangnya
pemikiran yunani ini melalui karya-karya terjemahan berbahasa arab yang
kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin. Disamping itu, Islam juga
membidani gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M,
dan aufklarung atau pencerahan pada abad ke-18 M.
Nasib kaum muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah Muhammad dihadapakan
pada beberapa pilihan antara lain masuk ke dalam kristen atau meninggalkan
spanyol. Bangunan-bangunan bersejarah yang dibangun oleh Islam diruntuhkan dan
ribuan muslim mati terbunuh secara tragis. Pada tahun 1609 M, Philip III
mengeluarkan undang-undang yang berisi pengusiran muslim secara pakasa dari
spanyol. Dengan demikian, lenyaplah Islam dari bumi Andalusia, khusunya Cordoba
yang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di barat sehingga hanya
menjadi kenangan.
2.3 Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Abad
Pertengahan
2.3.1 Filsafat Islam
Filsafat berasal dari bahasa Yunani yang berasal
dari kata philo yang berarti cinta dan sofia yang berarti kebijaksanaan atau
pengetahuan yang mendalam. Jadi, dilihat dari akar katanya filsafat berarti
ingin tahu dengan mendalam atau cinta kepada kebijaksanaan. Adapun pengertian
dari segi istilah, yaitu berpikir secara sistematis, radikal, dan universal
untuk mengetahui tentang hakikat segala sesuatu yang ada. Dan yang dimaksud dengan
filsafat Islam adalah berpikir secara sistematis, radikal dan universal untuk
mengetahui tentang hakikat segala sesuatu berdasarkan ajaran Islam (Al-Qur’an
dan Al Hadist).
Manfaat dari filsafat Islam, yaitu antara lain sebagai
berikut :
a. Membimbing umat Islam agar mampu berpikir secara
sistematis dan Islami terhadap suatu persoalan.
b.
Memperkuat
keyakinan umat Islam terhadap kebenaran dan kesucian Islam.
c.
Tokoh filsafat Islam.
d. Sebagai senjata umat Islam dalam mempertahankan kebenaran
dan kesucian Islam.
Diantara para
filsuf Islam yang terkenal adalah sebagai berikut:
1.
AI
Kindi (805-873 M)
Nama
lengkapnya Ya'kub bin Ishak AI Kindi, lahir di Kufah tahun 805 M dan wafat di
Bagdad tahun 873 M. AI Kindi termasuk cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya meliputi filsafat, logika, astronomi,
kedokteran, ilmu jiwa, politik dan musik, dan matematika. Beliau berpendapat,
bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama karena sama-sama membicarakan
tentang kebenaran. Beliau juga merupakan satu-satunya filosof Islam dari Arab,
maka ia disebut Failasuf Al Arab atau filosof orang Arab.
2.
AI
Farabi (872-950 M)
Nama
lengkapnya Abu Nashr Muhammmad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI Farabi, lahir di
Farabi Transoxania tahun 872 M dan wafat di Damsyik tahun 950 M. Beliau keturunan
Turki. AI Farabi menekuni
berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran,
metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. Diantara karya ilmiahnya yang
terkenal berjudul Ar Ro'yu Ahlul Madinah AI Fadhilah (pemikiran tentang
penduduk negara utama), karena menurut beliau negara terbaik adalah yang
dipimpin Rasul kemudian oleh filsuf, dan beliau berpendapat antara agama dan
filsafat tidak bertentangan, bahkan sama-sama membawa kebenaran.
3.
Ibnu
Sina
Nama
lengkapnya Abu Ali AI Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di desa Afsyana
dekat Bukhara dan wafat dimakamkan di Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab,
geometri, fisika, logika, ilmu hukum Islam, teologi Islam, dan ilmu
kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah tekenal dan dipanggil untuk mengobati
Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau menulis lebih dari 200 buku dan
diantara karyanya yang terkenal adalah yang berjudul AI Qanun Fi Thib, yaitu
ensiklopedi tentang ilmu kedokteran dan Al syifa, ensiklopedi tentang filsafat
dan ilmu pengetahuan.
4.
Al
Ghazali (450-505 H)
Nama
lengkapnya Abu Hamid AI Ghazali, lahir di desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara
pada tahun 450 H dan wafat pada tahun 505 H di Tus juga. Beliau dididik dalam
keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana dan tidak tamak terhadap
duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam AI Jawaeni. Setelah beliau menderita
sakit, beliau berkhalwat (mengasingkan diri dari khalayak ramai dengan niat
beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT) dan kemudian menjalani kehidupan
tasawuf sellima 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus. Adapun jasa-jasa beliau terhadap umat Islam antara lain
sebagai berikut :
1)
Memimpin
Madrasah Nizamiyah di Bagdad dan sekaligus sebagai guru besarnya.
2) Mendirikan
Madrasah untuk para calon ahli fikih di Tus.
3) Menulis
berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai tasawuf,
teologi, filsafat, logika, dan fikih.
Diantara
bukunya yang terkenal, yaitu Ihya Ulum Ad Din, yakni membahas masalah-masalah
ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan tasawuf berdasarkan Al Qur'an dan Hadist. Sedangkan dalam bidang filsafat menulis tahaful Al
Faiasifah (tidak konsistennya para filsuf). AI Ghazali merupakan ulama yang
sangat berpengaruh di dunia Islam, sehingga mendapat gelar Huijatul Islam,
bukti kebenaran Islam.
5. Ibnu Rusyd (520-595 H)
Nama
lengkapnya Abu AI Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) tahun
520 H dan wafat di Marakesy (Maroko) tahun 595 H. Beliau menguasai ilmu fikih,
ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan
filsafat.
Karya-karya beliau, antara lain sebagai berikut :
1)
Kitab Bidayat Al Mujtahid (kitab yang
membahas tentang fikih).
2)
Kuliyat Fi At Tib (buku tentang
kedokteran, buku ini dijadikan pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di
Eropa).
3)
Fasl al Magal fi Ma Ba'in AI Hikmat wa
Asy Syari'at.
Ibnu Rusyd berpendapat antara filsafat dan agama Islam
tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para penduduknya untuk
mempelajari ilmu filsafat.
2.3.2 Fikih
Fikih berarti tahu
atau paham. Pengertian menurut istilah, yaitu ilmu yang menerangkan hukum-hukum
syarak yang diambil dari dalil-dalilnya yang tafshili (terperinci).
a. Manfaat
Fikih.
Fikih mempunyai
manfaat yang besar dalam mengatur ketertiban hidup manusia di dunia, karena
nantinya kebahagiaan akhirat ditentukan oleh corak kehidupan di dunia. fikih
menunjukkan hukum-hukum seperti halal, haram, wajib, sunah, makruh, dan mubah.
Ilmu fikihjuga dinamai dengan ilmu hal (ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia di dunia), ilmu halal wal haram (ilmu yang membahas halal dan haram),
dan ilmu syariah wal ahkam (ilmu yang mempelajari undang-undang Allah SWT dan
hukum-hukum Islam).
b. Tokoh-tokoh
fikih dalam Islam.
Diantara
tokoh-tokoh fikih terdapat empat ulama besar yang menghasilkan empat mazhab terkenal,
yaitu sebagai berikut:
1. Imam Abu Hanifah atau Mazhab Hanafi
Lahir
di Kufah tahun 80 H dan meninggal di Baghdad tahun 150 H. Beliau seorang wadhi
dalam iImu fikih (penyusun pertama ilmu fikih seperti susunan sekarang ini).
Dalam penetapan hukumnya beliau berpegang pada Al Qur'an, hadist ar ro'yu
(pemikiran), qiyas (analogi), istihsan (penilaian bahwa sesuatu itu baik), dan
'urf (adat kebiasaan yang tidak menyalahi hukum Islam). Mazhab Hanafi banyak dianut di Bagdad, Persia, Bukhara,
Mesir, dan syam.
2. Malik bin Anas/Mazhab Maliki
Lahir di Madinah tahun 93 H dan wafat pada usia 86 tahun.
Beliau gemar dan tekun mempelajari Al Qur' an, Hadist, dan Ilmu fikih, sehingga
terkenal sebagai penghafal Al qur'an dan Hadist.
Diantara karyanya adalah sebagai berikut:
1)
Kitab
Al Mudawamah Al Kubra (berisi himpunan fatwa Malik bin Anas) dalam ilmu fikih.
2)
Kitab
al Muwatha, merupakan himpunan Hadist-Hadist Nabi Muhammad SAW yang terkenal
sampai sekarang.
Beliau mendasarkan pemikiran hukumnya pada Al Qur'an,
Hadist, ijmak, qiyas, maslahah mursalah, dan urf. Mazhab ini banyak dianut di
Hijas, Maroko, Tunisia, Tripoli, Sudan, Bahrain, Kuwait, dan Mesir.
3. Imam Syafi'i/Mazhab Syafi'i
Lahir
di Ghaza tahun 150 H dan wafat di Mesir tahun 204 H. pada.usia 7 tahun beliau
sudah hafal Al Qur'an dan usia 10 tahun hafal kitab Al Muwatha. Dalam penetapan
hukumnya bersumber pada Al Qur'an, Hadist, ijmak, pendapat para Sahabat Nabi
dan qiyas. Mazhab ini banyak dianut di negara Mesir, Palestina, India,
Indonesia, Persia dan Yaman.
4. Ahmad bin Hambal/Mazhab Hambali
Lahir
di Baghdad tahun 164 H dan wafat tahun 241 H juga di Bagdad. Dasar pemikiran
hukumnya berpegang pada AI Qur'an, Hadist, fatwa sahabat, dan qiyas. Mazhab ini banyak dianut di Irak, Mesir, Palestina, dan
Saudi Arabia. Di Saudi Arabia mazhab ini menjadi mazhab resmi
negara.
2.3.3 Tasawuf
Tasawuf
diambil dari kata shafa yang artinya bersih, yang maksudnya adalah bersih hati,
pikiran dan ucapan, serta perbuatan dari sifat tercela. Kata tasawuf juga berasal dari kata shuf yang berarti
bulu domba yang kasar. Hal ini sesuai dengan pakaian yang dipakai kaum sufi
(orang yang menjalani tasawuf) yang pakaiannya terbuat dari wol yang kasar
sebagai lambang kesederhanaan hidupnya. Adapun pengertian tasawuf secara
istilah adalah ilmu yang membahas mengenai tata cara dan proses penyucian diri
dari segala sifat tercela, sehingga dapat berhubungan secara rohaniah. Yang
dituju seorang sufi adalah taubat, zuhud (menjauhi pengaruh dunia), wara
(menghindari diri dari sesuatu yang haram dan syubhat), sabar, tawakal, dan
rela/ridha atas ketetapan Allah SWT.
a.
Manfaat Tasawuf
Manfaat dari tasawuf adalah membersihkan jiwa, mendidik
dan memperluas perasaan, menghidupkan hati menghidupkan hati mengingat Allah
SWT dan mempertinggi derajat budi sehingga yang ditampilkan adalah budi pekerti
yang mulia, sehingga dicintai Allah SWT dan sesama manusia. Sifat yang demikian
sangat perlu dimiliki, terutama di tengah-tengah masyarakat yang dilanda oleh
berbagai pengaruh negatif seperti pengaruh kehidupan kebendaan (materialistik),
foya-foya, dan kemaksiatan lainnya. Dengan tasawuf, seorang akan memiliki
ketahanan rohaniah, sehingga dirinya tidak terombang-ambing oleh pengaruh yang
buruk.
b. Tokoh Tasawuf
1. Rabiah al
Adawiyah
Beliau
seorang sufi wanita yang lahir di perkampungan di luar kota Basrah (Irak) pada
tahun 95 H (713 M) dan wafat pada tahun 185 H (801 M). Ajaran tasawufnya yang
menonjol, yaitu tentang mahabbah (cinta kepada Allah SWT). Hal ini terlihat
antara lain dalam salah satu ungkapan kata-katanya: " Aku mengabdi kepada
Tuhan bukan karena takut pada neraka, bukan pula karena ingin masuk surga ...
tapi aku mengabdi kepada-Nya karena cinta kepada-Nya."
2. Al Hallaj
Nama
lengkapnya adalah Abdul Muqith al Husain bin Mansyur al Hallaj, lahir di Baidha
(Persia) pada tahun 244 H dan meninggal di Bagdad tahun 309 H. Beliau meninggal
karena hukuman mati yang dijatuhkan oleh pengadilan dari kerajaan Bani
Abbasiyah karena dianggap ajaran tasawufnya menyimpang dari syarak dan dapat
mengganggu ketentraman masyarakat. Pendapatnya yang dianggap menyimpang yaitu
Allah SWT menjelmakan dirinya pribadi Nabi Muhammad SAW, semua agama yang ada
di dunia ini adalah agama Allah SWT dan seorang yang bersih batinnya, tentu
dapat melaksanakan haji batin.
3. Al Ghazali
Al
Ghazali termasuk tokoh tasawuf ahli sunnah, diantara ajaran tasawufnya adalah
tentang keutamaan. Menurutnya keutamaan akan diperoleh seseorang melalui empat
cara, yaitu sebagai berikut :
1)
Memiliki
keyakinan beragama yang benar.
2)
Bertaubat
dari segala dosa dengan taubat yang sungguh-sungguh
3)
Mintalah kerelaan lawan. .
4)
Pelajarilah
ilmu syariat (fikih) agar dapat beribadah dengan benar, sehingga terbebas dari
siksa neraka.
4. Abdul
Farid Zunun Al Misri
Lahir
di Naubah tahun 156 Hl773 M dan meninggal tahun 246 H atau 860 M. Disamping
sebagai seorang sufi, ia juga ahli ilmu pengetahuan dan filsafat. Beliau dapat
membaca huruf hieroglyph yang ditinggalkan di zaman Firaun di Mesir.
5. Abu Yazid
al Bustami
Lahir di Bistam, Persia tahun 874 M dan meninggal pada
tahun 947 M di Persia. Walaupun orang tuanya tergolong berada, namun Abu Yazid
memilih hidup sederhana dan sangat menaruh kasih sayang kepada fakir miskin.
Sebagian besar waktunya ia gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.
2.3.4 Kedokteran
Ilmu
kedokteran dapat diartikan sebagai ilmu yang membicarakan cara-cara
pemeliharaan tubuh manusia agar tetap sehat dan dapat menjalankan fungsinya
dengan baik. Selain itu, juga membahas tentang cara-cara penanggulangan atau
penyembuhan tubuh yang terkena penyakit dengan cara mendiagnosis (menentukan)
penyakitnya, kemudian mengobatinya (terapi). Dengan demikian, ilmu kedokteran
meliputi unsur tindakan penjagaan tubuh dan penyakit (preventif) dan pengobatan
ketika kena penyakit (kuratif).
Ajaran Islam sangat menganjurkan agar setiap orang
menjaga kesehatannya, yaitu diantaranya dengan makan dan minum yang halal dan
baik. Berolahraga, berpakaian bersih, mengatur lingkungan sehingga rapi, bersih
serta dianjurkan berobat jika terkena penyakit.
a. Manfaat Ilmu Kedokteran
Adapun
manfaatnya, antara lain sebagai berikut:
1)
Memberi
petunjuk kepada umat manusia tentang cara-cara memelihara kesehatan dan
usaha-usaha pencegahan terhadap eerbagai macam penyakit.
2)
Memberi
pertolongan kepada orang sakit agar sembuh dari sakitnya.
3)
Memperoleh
kebaikan-kebaikan baik bagi kehidupan duniawi maupun ukhrawi.
4)
Memperoleh
tambahan bukti tentang adanya Allah dengansegala sifat-Nya yang Maha Sempurna,
sehingga iman dan taqwanya meningkat.
b. Tokoh-tokoh muslim dalam ilmu kedokteran
1. Hunain Ibnu Ishaq
Lahir
pada tahun 809 M dan meninggal tahun 874 M. Beliau adalah dokter spesialis
mata. Beliau telah menerjemahkan buku-buku kedokteran yang berbahasa Yunani ke
dalam bahasa Arab.
2. Abu
Bakar Muhammad Ibnu Zakaria Ar Razi
Lahir pada tahun 866 M dan meninggal tahun 909 M. Buku
yang diberi judul Al Bawi jadikan pegangan di falkutas kedokteran. Beliau
menemukan penyakit cacar dan membaginya menjadi cacar air (variola) dan cacar
merah (rougella). Beliau juga menemukan terapi tekanan darah tinggi dan
penggunaan kayu pengapit untuk patah tulang dan masih banyak lagi penemuannya.
3.
Ibnu
Sina
Beliau
seorang tokoh kedokteran yang ahli juga dalam bidang filsafat bukunya Al Qanun
Fi Thib, merupakan buku yang terluas dipergunakan oleh kalangan kedokteran baik
di negara Islam maupun negara Eropa. Dalam buku tersebut mengajarkan metode penormalan dengan jalan pembersihan
luka (disinfection). Buku ini diperjelas dengan banyak gambar dan sketsa yang
menunjukkan pengetahuan anatomi yang mendalam.
4.
Abu Marwan Malik Ibnu abil 'Ala Ibnu Zuhr
Lahir pad a tahun 1091 M dan meninggal tahun 1162 M.
Bukunya AT Taiser dipergunakan oleh
dokter-dokter sebagai buku pegangan terutama mengeani percobaan klinik dan
beliau juga menulis kitabal Iqtidla, yang menjadikannya terkenal sebagai
spesialis penyakit dalam.
5. Ibnu Rusyd .
Selain filosof, ia juga perintis di bidang penelitian
pembuluh darah dan penyakit cacar.
6. Abdul Qasim Az Zahrawi
Beliau
dikenal sebagai perintis ilmu pengenalan penyakit (diagnostic) dan cara
penyembuhan (therapeutic) penyakit telinga, pembedahan telinga untuk
pengembalian pendengaran.
2.3.5 Sejarah
Kata
sejarah berasal dari bahasa Arab Syajarah, yang artinya pohon, maksud adalah
pohon mengandung sesuatu yang tersembunyi yaitu akar. Jadi belajar sejarah jangan hanya melihat yang tampak
saja, tapi juga harus sampai ke akarnya. Menurut istilah, sejarah adalah ilmu
yang mempelajari tentang berbagai peristiwa masa lampau yang meliputi waktu dan
tempat peristiwa itu terjadi, pelakunya, sebab-sebabnya, dan lain sebagainya yang
disusun secara sistematis.
a. Manfaat sejarah
1) Sebagai
pelajaran bagi umat manusia yang hidup pada masa kini, khususnya agar tidak
salah langkah dalam sikap dan berbuat.
2) Mendorong
manusia untuk bertoleransi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara,
sehingga kerukunan dapat terwujud.
3) Dapat
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan umat Islam.
b.
Tokoh-tokoh muslim dalam ilmu sejarah . .
1.
Ibnu
Qutaibah (213-276H)
Lahir
di Kufah pada tahun 213 H dan wafat pada tahun 276 H. Beliau selain sejarawan
muslim, juga seorang sastrawan terkenal dan ahli hadist yang disegani karya
ilmiahnya cukup banyak, diantaranya bukunya yang berjudul Uyun AI Akhbar
(kabar-kabar penting).
2.
Muhammad
Ibnu Ishaq Ibnu yasar (85-151 H)
Lahir
tahun 85 H (704 M). Karya ilmiahnya diantaranya berjudul As Siyar Wal
Magazi (biografi dan ekspedisi) yang membahas tentang biografi dan kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW.
3.
Ibnu
Khaldun
Lahir
di Tunisia tahun 1322 M dan wafat di Kairo tahun 1406 M. Beliau menulis kitab
Al Ihbar sebanyak 7 jilid. IImu sejarah menurut kaidah-kaidah yang digunakannya
bersifat objektif ilmiah baik di dalam pengamatan,pengumpulan, dan penyajian
fakta-fakta di dalam hubungannya, maupun di dalam penyimpulannya secara logika
induktif. Sejarah menurutnya tak boleh hanya sekedar menyampaikan kisah-kisah
masuk akal maupun tidak, dengan cara dugaan (spekulasi). Dengan demikian, Ibnu
Khaldun menjadi konseptor pertama historiografi modern.
4.
Ath
Thabari
Selain
penulis sejarab para rasul dan para raja serta sejarah umum, beliau juga
dikenal sebagai penulis tafsir Al Qur'an. Beliau juga dikenal sebagai
pengembara yang telah menjelajah kota, negeri, dan benua di dalam mengumpulkan
bahan-bahan untuk karya sejarahnya.
2.3.6 Geografi
Kata geografi berasal dai Bahasa Yunani, yaitu geo yang
artinya bumi dan grafi yang berarti gambar. Maksudnya adalah
penggambaran letak bumi Secara istilah, geografi adalah ilmu yang menerangkan
tentang kondisi suatu daerah dengan segala keadaannya seperti iklim, potensi
alam. keadaan penduduk, dan sebagainya. Dengan mengetahui ilmu geografi dapat
menentukan pembangunan di bidang pertanian, industri, perubahan dan pembangunan
sosial masyarakat.
a.
Tokoh-tokoh muslim
dalam ilmu geografi
Diantaranya Al Khawarizmi, Al Bihuni, Al Maqdisi, Al
Istaksi, Ibnu Hawqak, Ibnu Batuta, Al Hamdani, Yakut Ibnu Abdullah, AI Hamawi,
dan Al Mas’udi.
2.3.7 Geometri
Geometri
adalah sebagai ilmu ukur cabang matematika yang menerangkan sifat-sifat garis,
sudut, bidang, dan ruang.
a.
Manfaat Ilmu Geometri
Ilmu
geometri dapat dimmanfaatkan antara lain untuk kepentingan para perancang
bangunan agar dapat kokoh dan tahan terhadap goncangan/bertahan lama.
b.
Tokoh muslim dalam ilmu geometri
1.
Al
Khawarizmi (194 H/780 M - 266 H/850M)
Beliau
menulis buku yang berjudul Al Jabr wal
Muqabala (pengetahuan kembali dan perbandingan) sebagai pendorong munculnya
ilmu pasti di Eropa pada abad pertengahan. Dari sini muncul istilah algebra di
dalam di dalam bahasa Eropa, demikian juga istilah algorisma (algoritme)
berasal dari nama Al Khawarizmi. Buku
itulah yang memperkenalkan angka-angka Arab dan sistem persepuluh kepada Eropa.
2.
An
Nuraizi (770 M-833M)
Beliau
telah membuat planetarium yang ketepatannya diakui oleh angkatan yang yang
datang seabad kemudian, yakni Ahmad Ibnu Yunus (958 M - 1009 M) dari kerajaan
Tabimiyah di Mesir. Beliau juga
membuat peneropong bintang untuk menggambarkan gerak benda-benda angkasa dan
untuk mengukur jarak.
3. Ali
Hasan Ibnu Haitam (965 M,- j023M)
Beliau menemukan bentuk lengkung yang ditempuh cahaya
ketika berjalan di udara. Alat
ini dapat melihat cahaya bulan dan matahari belum bendanya benar-benar tampak
di cakrawala.
4.
Umar
Khayam
Bukunya Al Jabar diterjemahkan oleh E. Weopok ke
dalam bahasa Perancis. Al Jabar karya Umar Khayam ini lebih maju dari Al Jabar
karya Buktides dan AI Khawarizmi.
2.4
Perkembangan Kebudayaan Islam pada Abad Pertengahan
Perkembangan kebudayaan Islam timbul setelah diawali sederetan kebudayaan
manusia dan seiring dengan sederetan kebudayaan setelahnya.
Kebudayaan-kebudayaan Islam pada abad pertengahan yang menonjol diantaranya:
2.4.1 Arsitektur
Kata Arsitektur, berasal dari bahasa Yunani, yaitu architectur yang berasal dari kata arche yang berarti asli, awal, dan otentik, serta tektoo yang bermakna bediri stabil dan
kokoh. Arsitektur Islam adalah ilmu sekaligus seni merancang bangunan ataupun
struktur lain yang fungsional dan dirancang berdasarkan kaidah estetika Islam
yang bertolak dari pengakuan akan keesaan Allah swt., yang terdapat pada
masjid, istana, dan makam. Di Persia pada masa keemasan Dinasti Safawi telah
dibangun Masjid Syah (Masjid Imam), Masjid Syekh Lutfullah, Istana Cebil Sutun,
Jembatan Khaju, dan menara- menara goyang. Selain itu, di kota Masyhad (ibu
kota provinsi Khurasan) terdapat makam Imam Al ar Rida , dan tidak jauh dari
makam itu terdapat Masjid Imam Reza dengan arsitektur Islam berkualitas tinggi.
Di India, pada masa kejayaaan Kerajaan Mogul telah didirikan bangunan-bangunan
megah dengan arsitektur mengagumkan, seperti istana megah di Delhi dan Lahore,
masjid Jami di Aunfur, Benteng Merah, dan lain- lain. Ada juga makam yang
menakjubkan dan salah satu keajaiban dunia Taj Mahal yang merupakan
persemayaman Almarhum Mumtaz Mahal, istri Syeh Jehan. Di Turki, pada masa
keemasan pemerintahan Kerajaan Usmani, telah dibangun beberapa masjid dengan
gaya arsitektur tinggi, antara lain Masjid Agung Sultan Muhammad Al Fatih, Masjid
Agung Sulaiman yang merupakan masjid terindah di Turki masa itu, dan lain-
lain. Di Indonesia ternyata juga telah didirikan bangunan- bangunan bergaya
arsitektur Islam, yakni masjid, istana, dan makam. Seperti, Masjid Agung Demak
(1506 M), Masjid Agung Kraton Buton di Baubau, Sulawesi Tenggara (1712 M).
2.4.2 Seni Sastra
Sastrawan- sastrawan muslim yang hidup pada abad pertengahan, antara lain :
1. Farirudin al Attar (1119-1230 M) lahir di Nisabur, timur laut Persia.
Beliau menulis puisi dan menyusun petuah- petuah sufi selama 39 tahun. Karyanya
yang sangat terkenal adalah Mantiz at Tair (musyawarah burung) sebuah sajak
yang menceritakan pengalaman religius kaum sufi.
2. Jalaluddin ar Rumi (1207-1273) lahir di Afganistan dan wafat di Turki,
merupakan keturunan sahabat Abu Bakar asSiddiq r.a. Beliau adalah seorang penyair
sufi terbesar pada masanya yang mendapat gelar maulana (tuan kami). Karya
tulisnya antara lain, Diwan Syamsi Tabriz dan Matnawi.
3. Saadi Syiraj
(wafat di Syiraj antara 1291-1295 M) beliau merupakan sastrawan Persia. Karya
Tulisnya yang terpenting berjudul Bustan (kebun buah) dan Ghulistan (kebun
bunga). Yang menceritakan tentang nilai- nilai luhur Islam.
4. Fuzuli (wafat sekitar tahun 1556 M) salah satu karyanya yang terkenal
adalah puisi berjudul Shikeyetname (pengaduan).Fuzuli bertempat tinggal di Irak
5. Amir Khusran (1235-1325) beliau lahir di Patiala, barat laut India,
karya- karyanya antara lain Qiranus Sadain, Thuglak Namah yang berbentuk epos. Keadaan seni sastra di
Indonesia pada abad pertengahan dapat diketahui dengan munculnya beberapa sastrawan
muslim, seperti Hamzah Fansuri (akhir abad 16, awalabad 17), Sumatera;
Syamsuddin Passai (1630 M); Sunan Kalijaga, Ki Ageng Selo, Sunan Panggung, dan
Sunan Bonang,Jawa. Karya-karya mereka pada umumnya berisi nasihat-nasihat agama.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pada abad pertengahan,
Islam mengalami kemunduran. Hal ini ditandai
dengan tidak aadanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh
wilayah Islam, dan terpecahnya Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah.
Pada saat kerajaan-kerajaan Islam dan umat Islam di berbagai wilayah di
Asia dan Afrika berada dalam keadaan lemah, sebaliknya di Eropa justru dalam
keadaan kuat. Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi baru di bangsa
Eropa, seperti Spanyol, Inggris, Prancis, Portugis, dan Belanda dalam keadaan
kuat dan maju, yang salah satu faktornya adalah dari dunia Islam. Pada awalnya,
bangsa Eropa mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan dari Islam pada
periode klasik, seperti ilmu kedokteran, sejarah, pertambangan dan kimia yang kemudian
mereka dalami dan kembangkan sendiri hingga berhasil melaksanakan revolusi
diberbaai bidang.
Selanjutnya, bangsa Eropa berusaha menjajah negara-negara lemah, khususnya
kerajaandan umat Islam yang ada di wilayah Benua Asia dan Afrika, yang
bertujuan untuk :
1.
Gold, untuk memperoleh keuntungan besar, khususnya di
bidang perdagangan bangsaEropa.
2.
Glory, untuk mencapai kejayaan atau kekuasaan
3. Gospel, untuk menyebarluaskan agama Kristen.Untuk
meraih keuntungan besar, bangsa Eropa melakukan usaha monopoli di bidang perdagangan,
antara lain dengan cara merebut dan menguasai pusat-pusat perdagangan yang
semula dikuasai umat Islam, diantaranya :
1)
Kota di pantai barat India, direbut pada tahun 1510 M
yang dijadikan benteng dan pangkalan untuk menyaingi perdagangan umat Islam
dengan Afrika Timur.
2)
Pelabuhan Malaka, pada tahun 1511 dikuasai dan
dijadikan sebagai pangkalan untuk menyaingi perdagangan umat islam di luar dan
dalam Indonesia. Akhirnya, setelah Eropa bertambah kuat, sedangkan kerajaan-kerajaan
Islam dan umat Islam semakin lemah terutama di bidang ekonomi, militer, dan
ilmu pengetahuan, mereka pundijadikan negara jajahan oleh bangsa Eropa. Yang
mengakibatkan kemunduran umat Islamdi berbagai bidang.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah
ini mungkin ada kekurangan atau kesalahan dalam pembahasan materi yang
disajikan. Mohon agar kesalahan dan kekurangan yang ada agar dimaklumi, karena
keterbatasan pengalaman dan sumber-sumber yang kami miliki. Atas perhatian dan
kesediaanya membeca makalah ini, kami sampaikan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution,
Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai
Aspeknya, jilid Ibid., Jakarta :UI Press, 1985
Yatim,
Badri, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta,Rajagrafindo Persada, 2000
http://www.keajaibandunia.net/info/konsep-kekuasaan-kerajaan-hindu-budha-dan-islam.html
terimakaasih, sangat membantu :) izin copas yaa hehe
ReplyDelete